Merasakan Jepang dalam Sehari
A
A
A
KAFE ini menawarkan kepada pengunjung untuk merasakan Jepang dalam sehari. Baik budaya, musim, maupun santapan khas Jepang yang dipresentasikan secara apik menggunakan perlengkapan makan tradisional.
Baru dibuka pada 28 November tahun lalu, Wakuwaku Cafe telah mencuri perhatian penikmat kuliner Jakarta, khususnya pencinta budaya Jepang. Ini memang bukan sekadar kafe.
Ruangannya meski tidak lapang, disulap sedemikian rupa menjadi kental dengan nuansa Jepang. Saat masuk, Anda bisa melihat beberapa TV ukuran besar yang diletakkan memanjang. TV tersebut menayangkan pemandangan negeri sakura merujuk pada keadaan alam negara itu yang dipengaruhi empat musim.
Langit-langitnya dipenuhi bunga sakura artifisial serta lampion kertas berwarna putih berbentuk bulat. Di meja terdapat yukata , kimono, aneka topeng, dan mainan khas Jepang yang bisa dipakai sambil ber-selfie ria. Adapun di bagian teras, terdapat lemari yang memajang bermacam kerajinan dari negara yang menganut sistem monarki konstitusional itu.
Sebenarnya kafe ini merupakan bagian dari upaya stasiun TV WakuWaku Japan yang telah mengudara sejak beberapa bulan di Indonesia, untuk mengenalkan budaya mereka kepada masyarakat kita. Tak heran, kafe ini hanya akan dibuka sampai 28 Januari.
“Kami ingin orang Indonesia lebih aware dengan kebudayaan Jepang. Dan yang lebih penting lagi, mengenalkan masakan Jepang yang autentik lengkap dengan peralatan makannya yang tradisional,” kata Yutaro selaku manajer.
Yutaro menjelaskan, bagi orang Jepang makanan bukan hanya memuaskan selera, juga memanjakan mata. Jadi, presentasi hidangan pun dibuat seapik mungkin. Nah di sini pengunjung diajak mencicipi ochazuke . Hidangan ini memadukan kaldu panas penuh rasa gurih yang disajikan pada sebuah nampan kayu bersama acar, wasabi, nori, dan sebuah tea pot yang berisi kaldu.
Sumpit dan sendoknya pun berbahan kayu. Untuk menyantapnya, tuang dahulu kaldu ikan ke mangkuk berisi nasi dengan potongan ikan kakap yang ditaburi biji wijen di atasnya. Daging ikan kakap putihnya lembut dengan kuah kaldu. Ikannya masih mentah, tapi tak berbau anyir malah segar.
Sementara kuahnya bening dan berasa ikan. Menu lain chirashi sushi . Sesuai namanya, menu ini termasuk sushi dengan tampilan berbeda dari umumnya. Kombinasi warna yang cantik dari berbagai hasil laut segar dan irisan telur dadar di atas nasi berbumbu cuka menjadikan hidangan ini tak biasa.
“Karena ini sushi, jadi nasinya pun nasi sushi yang rasanya sedikit asam,” kata Yutaro. Di samping menu yang ada, kafe berkapasitas 40 kursi ini juga menyediakan menu lain, meski hanya sebatas ochazuke , yakni sake-chazuke yang isinya ikan salmon dan tempura chazuke yang dihidangkan dengan topping tempura . Sementara untuk menu pencuci mulut, ada tiga macam yang ditawarkan.
Seluruhnya menggunakan kacang merah adzuki sebagai bahan dalam setiap kue tradisional Jepang. Yang paling seru adalah matcha shiratama anmitsu . Es krim teh hijau dengan semacam mochi , jeli hijau, dan kacang merah. Ada gula cair yang disediakan untuk menambah rasa manis.
Sri noviarni
Baru dibuka pada 28 November tahun lalu, Wakuwaku Cafe telah mencuri perhatian penikmat kuliner Jakarta, khususnya pencinta budaya Jepang. Ini memang bukan sekadar kafe.
Ruangannya meski tidak lapang, disulap sedemikian rupa menjadi kental dengan nuansa Jepang. Saat masuk, Anda bisa melihat beberapa TV ukuran besar yang diletakkan memanjang. TV tersebut menayangkan pemandangan negeri sakura merujuk pada keadaan alam negara itu yang dipengaruhi empat musim.
Langit-langitnya dipenuhi bunga sakura artifisial serta lampion kertas berwarna putih berbentuk bulat. Di meja terdapat yukata , kimono, aneka topeng, dan mainan khas Jepang yang bisa dipakai sambil ber-selfie ria. Adapun di bagian teras, terdapat lemari yang memajang bermacam kerajinan dari negara yang menganut sistem monarki konstitusional itu.
Sebenarnya kafe ini merupakan bagian dari upaya stasiun TV WakuWaku Japan yang telah mengudara sejak beberapa bulan di Indonesia, untuk mengenalkan budaya mereka kepada masyarakat kita. Tak heran, kafe ini hanya akan dibuka sampai 28 Januari.
“Kami ingin orang Indonesia lebih aware dengan kebudayaan Jepang. Dan yang lebih penting lagi, mengenalkan masakan Jepang yang autentik lengkap dengan peralatan makannya yang tradisional,” kata Yutaro selaku manajer.
Yutaro menjelaskan, bagi orang Jepang makanan bukan hanya memuaskan selera, juga memanjakan mata. Jadi, presentasi hidangan pun dibuat seapik mungkin. Nah di sini pengunjung diajak mencicipi ochazuke . Hidangan ini memadukan kaldu panas penuh rasa gurih yang disajikan pada sebuah nampan kayu bersama acar, wasabi, nori, dan sebuah tea pot yang berisi kaldu.
Sumpit dan sendoknya pun berbahan kayu. Untuk menyantapnya, tuang dahulu kaldu ikan ke mangkuk berisi nasi dengan potongan ikan kakap yang ditaburi biji wijen di atasnya. Daging ikan kakap putihnya lembut dengan kuah kaldu. Ikannya masih mentah, tapi tak berbau anyir malah segar.
Sementara kuahnya bening dan berasa ikan. Menu lain chirashi sushi . Sesuai namanya, menu ini termasuk sushi dengan tampilan berbeda dari umumnya. Kombinasi warna yang cantik dari berbagai hasil laut segar dan irisan telur dadar di atas nasi berbumbu cuka menjadikan hidangan ini tak biasa.
“Karena ini sushi, jadi nasinya pun nasi sushi yang rasanya sedikit asam,” kata Yutaro. Di samping menu yang ada, kafe berkapasitas 40 kursi ini juga menyediakan menu lain, meski hanya sebatas ochazuke , yakni sake-chazuke yang isinya ikan salmon dan tempura chazuke yang dihidangkan dengan topping tempura . Sementara untuk menu pencuci mulut, ada tiga macam yang ditawarkan.
Seluruhnya menggunakan kacang merah adzuki sebagai bahan dalam setiap kue tradisional Jepang. Yang paling seru adalah matcha shiratama anmitsu . Es krim teh hijau dengan semacam mochi , jeli hijau, dan kacang merah. Ada gula cair yang disediakan untuk menambah rasa manis.
Sri noviarni
(ars)